Pengelolaan Diabetes- Meskipun diabetes melitus termasuk salah satu penyakit kronik yang tidak menyebabkan kematian secara langsung, namun dapat berakibat fatal apabila tidak dikelola dengan baik. Pengelolaan diabetes melitus membutuhkan penanganan ekstra keras dan multidisiplin. Baik itu mencakup terapi obat dan non-obat.
Pengelolaan Diabetes Melitus
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam pengelolaan diabetes melitus yaitu pengelolaan tanpa obat berupa pengaturan diet dan latihan olahraga. Apabila tujuan langkah pertama belum tercapai, maka dapat dikombinasikan dengan terapi farmakologis. Dalam hal ini adalah terapi insulin atau obat hipoglikemik oral ataupun kombinasi keduanya.
1. Diet
Terapi diet pada penderita diabetes melitus pada dasarnya bertujuan untuk menurunkan atau mengendalikan kadar gula atau kolesterol. Diet ini dilakukan agar penderita diabetes bisa mencegah atau paling tidak menunda terjadinya komplikasi akut maupun kronis.
Bagi penderita diabetes melitus yang mengalami obesitas, diet merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan resistensi insulin. Mengurangi berat badan akan meningkatkan pengmbilan glukosa oleh sel dan memperbaiki pengendalian glukosa darah.
Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan pengelolaan diabetes.
Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak. Setidaknya sesuai dengan kecukupan gizi baik, seperti berikut ini:
- Karbohidrat 60-70%
- Protein 10-15%
- Lemak 20-25%
Jumlah kalori harus disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut dan kegiatan fisik, yang pada dasarnya ditujukan untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal. Dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli penurunan berat badan terbukti ampuh mengurangi resistensi insulin dan memperbaiki respon sel-sel β terhadap stimulus glukosa.
Dalam salah satu penelitian dilaporkan bahwa penurunan 5% berat badan dapat mengurangi kadar HbA1c sebanyak 0,6% (HbA1c adalah salah satu parameter status diabetes melitus). Selain itu, setiap kilogram penurunan berat badan dihubungkan dengan 3-4 bulan tambahan waktu harapan hidup.
Selain jumlah kalori, yang perlu diperhatikan adalah pemilihan jenis bahan makanan. Dalam hal ini, masukan kolesterol tetap diperlukan. Namun, jangan melebihi 300mg perhari.
Sumber lemak diupayakan yang berasal dari bahan makanan nabati, yang mengandung lebih banyak asam lemak. Adapun protein sebaiknya diperoleh dari ikan, ayam (terutama daging dada), tahu dan tempe, karena tidak banyak mengandung lemak.
Masukan serat pangan sangat penting bagi penderita diabetes, minimal 2,5 gram perhari. Makanan berserat selain akan menghambat penyerapan makanan, makanan berserat juga dapat membantu mengatasi rasa lapar yang kerap dirasakan penderita diabetes melitus.
Selain itu makanan sumber serat seperti sayur dan buah-buahan segar umumnya jaya akan citamin dan mineral.
2. Latihan Fisik
Pengelolaan diabetes melitus bisa berjalan lancar apabila antara diet dan latihan fisik bisa seimbang. Latihan fisik yang dilakukan secara teratur setiap hari akan membantu kerja insulin.
Latihan fisik ini baik bagi penderita diabetes. Tapi penderita juga harus memperhatikan ketersediaan insulin. Pastikan insulin di dalam tubuh cukup. Apabila persediaan insulin di dalam tubuh tidak mencukupi, maka latihan fisik yang dilakukan setiap hari justru akan memperburuk keadaan.
Berikut ini manfaat latihan fisik bagi penderita diabetes:
- Meningkatkan kepekaan insulin apabila dikerjakan tiap 1,5 jm sesudah makan dapat mengurangi resistensi insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin pada reseptornya.
- Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore.
- Meningkatkan kadar kolesterol HDL yang merupakan faktor protektif untuk penyakit jantung koroner.
- Glikogen otot dan hati menjadi kurang, maka selama latihan akan merangsang pembentukan glikogen baru.
- Menurunkan total kolesterol dan trigliserida dalam darah, karena terjadi pembakaran asam lemak menjadi lebih baik.
thanks atas infonya, ditunggu artikel yang lainnya
ReplyDelete